TEHNOLOGI PONOROGO MASA DEPAN VS KEBUDAYAAN PONOROGO
Dalam kemajuan IPTEK tentunya harus diiringi pola pikir masyarakat terlebih dahulu. Masyarakat yang pola fikirnya masih rendah / kurang memadai tentunya akan memanfaatkan tekhnologi sacara kurang maksimal dan menyalahgunakan teknologi tersebut. Di ponorogo masih banyak masyarakat yang pola fikirnya masih rendah dan memanfaatkan tehknologi secara ugal ugalan. Kemajuan tehnologi yang tidak di imbangi dengan pola fikir akan menyebabkan Cultural Shock (Ketimpangan Budaya) sehingga tak jarang banyak masyarakat terutama Darah Muda yang lebih memilih Budaya asing yaitu Tekhnologi Daripada Budaya mereka sendiri contohnya jangan jauh jauh kita ambil masyarakat Ponorogo Sendiri. Sekarang ini Masyarakat Muda lebih asing dengan budaya sendiri karena terpengaruh budaya asing yang tidak diikuti dengan kesadaran masing-masing individhu. Selain itu pemanfaatan tehknologi tersebut disalahgunakan oleh masyarakat untuk mengakses hal hal yang negative dan lebih parahnya banyak anak kecil yang ikut ikutan meniru hal tersebut. Tekhnologi diponorogo pun kini sudah cukup memadai akan tetapi masih banyak yang menyalahgunakan sebagian tekhnlogi. Salah satu faktor penunjang kemajuan tekhnologi masa depan di Ponorogo adalah masyarakat Ponorogo sendiri. Karena Masyarakat harusnya lebih positif dan kreatif dalam menanggapi tekhnologi tersebut. Bukan hanya menguunakan saja akan tetapi masyarakat bisa memperbaiki atau membuat produk sendiri melalui pembelajaran khusus atau mungkin di sekolah. Dengan begitu Masyarakat tidak tergantung pada produk asing. Serta masyarakat bisa membuat lapangan pekerjaan melalui itu semua. Dengan Pola pikir masyarakat yang dapat mengimbangi kemajuan IPTEK tentunya akan terbentuk suatu daerah yang kaya akan kebudayaan dan mempunyai kebudayaan khasnya. Seperti kita ketahui masyarakat indonesia terkenal dengan penerima kebudayaan asing dan mengadopsi serta disesuaikan dengan kemampuan mereka. Untuk itu masyarakat Ponorogo punya jati diri sendiri yang patut dibanggakan tanpa menolak kebudayaan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar